Orang-orang sering bertanya-tanya, mengapa seseorang melakukan kejahatan, dan mengapa ia mengulangi perbuatannya? Yang lebih mengherankan, banyak pelaku yang ternyata telah sering dipenjara atau dijatuhi denda, namun masih saja mau melakukan tindakan kriminal. Bahkan kadang-kadang kita pun heran, karena merasa hukuman bagi sang pelaku tidak setimpal dengan perbuatannya. Lalu mengapa seseorang menjadi kriminal? Apakah karena ia jahat? Licik atau Buruk? atau ada alasan yang lebih kompleks?.
Sebenarnya, motivasi perilaku kriminal tidak ada yang sama. Mereka mempunyai alasan masing-masing dalam melakukan kejahatan. Tidak ada jawaban yang sederhana untuk menjelaskan prilaku kriminal. Seseorang yang mencuri mobil untuk bersenang-senang tentunya mempunyai alasan yang berbeda dengan orang yang menggelapkan ribuan dollar pada penipuan melalui internet. Pada kasus pertama, pelaku sepertinya seseorang yang mencari kepuasan dari sensasi mencuri dan kemudian melarikan diri. Ia kemungkinan mendapat kesempatan yang tidak dapat ditolak, dan pengaruh mulai melakukan perbuatan melanggar hukum. Hal ini seringkali membingungkan. Apabila latar belakang yang buruk tidak selalu menghasilkan kriminal, kita tidak dapat menganggap itu sebagai alasan. "Saya berasal dari keluarga yang penuh kekerasan, tetapi itu tidak berarti saya akan menyerang orang lain." Mereka yang berkata bahwa latar belakang yang menjadikan mereka demikian hanyalah mencari-cari alasan. Tingkah laku manusia adalah sesuatu yang kompleks. Ada yang mudah terkena pengaruh tertentu, ada pula yang tidak. Mari kita melihat suatu contoh sederhana. Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi virus, tetapi hanya 5% dari seluruh populasi yang terinfeksi virus, yang pada akhirnya terkena polio secara penuh. Tidak ada yang menyangkal bahwa polio disebabkan oleh virus, tetapi hanya berpengaruh pada mereka yang mudah sakit gara-gara terpapar virus. Perilaku kriminal mungkin saja mengikuti pola yang sama :) .
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment