Berprasangka, Mencari-cari Kesalahan, dan Bergunjing

Prasangka (dzan) cenderung memasuki hati orang yang tidak memiliki informasi yang meyakinkan. Mencari-cari kesalahan (tajassus) akan dilakukan oleh seseorang terhadap siapa-siapa yang tidak disukainya. Adapun bergunjing (ghibah) merupakan kebiasaan kaum yang tidak punya aktivitas.
Semuanya berbahaya dan dikecam keras oleh Al-Qur'an Allah menyamakannya dengan memakan daging bangkai orang yang sudah mati. Adapun Nabi sendiri mengatakan bahwa "andaikan (gunjingan semacam itu) dicampur dengan air laut niscaya dapat merusaknya (mengubahnya)".
Ghibah dalam definisi Nabi adalah "kamu menyebut saudaramu dengan apa-apa yang tidak disukainya" (dzikruka akhoka bima yakroh). Itu bila apa yang dikatakannya benar. Bila tidak benar, perkataan itu dinamai dusta. Itu merupakan sedusta-dusta berita (akdzabul hadits). Mereka yang melakukannya kelak di hari kiamat akan mencakar wajah dan dada dengan kuku mereka sendiri yang terbuat dari tembaga. Nabi menyaksikan siksaan mereka saat beliau dimikrajkan.
Abdullah Azzam dalam ceramahnya yang dibukukan, Tarbiyah Jihadiyah 2, mengingatkan kita dengan kata-kata yang betul-betul mencolok. Ia mengatakan bahwa betapa sering kita duduk di sore hari, minum kopi dan makan roti sambil membicarakan kejelakan saudara kita. Kita tidak menyadari bahwa selama obrolan santai tersebut di sela-sela gigi kita ada daging saudara kita dan daging saudara kita yang sedang kita gunjingkan. Kita mengunyah daging bangkai itu bersamaan dengan roti yang kita makan. Kita tertawa-tawa dan tidak merasa jijik sedikitpun dengan apa yang sedang kita lakukan, padahal kita sedang terjerumus ke dalam api neraka.
Abu Hurairah r.a telah mendengar Rasulullah saw. bersabda,
" Sungguh adakalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan, tiba-tiba tergelincir ke dalam neraka oleh kalimat itu lebih jauh dari jarak antara timur dan barat." (HR Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah Swt menjaga kita dari perbuatan semacam ini, amin :)

No comments:

Post a Comment