Perkembangan Agama di Indonesia Pada Masa Kolonial

Bangsa-bangsa Eropa tiba di Indonesia sejak abad ke-16. Portugis datang lebih awal yang diikuti Belanda dan Inggris. Ketiga bangsa Eropa itu tiba di indonesia dengan tujuan ingin memonopoli perdagangan rempah-rempah. Dalam upaya mencapai tujuannya, mereka kemudian memperaktikan perluasan kekuasaan. Pada periode berikutnya, datang pula bangsa Eropa lainnya, seperti Jerman, Perancis, dan Denmark tatkala berlakunya politik pintu terbuka di zaman liberalisme (1870-1900). Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia ternyata tidak atas kepentingan ekonomis semata, tetapi mempunyai kepentingan lain, yakni menyebarkan agama Kristen, baik Katolik maupun Protestan.
Sebelum bangsa-bangsa Eropa tiba di Indonesia, pada umumnya rakyat telah memeluk agama Hindu, Buddha dan Islam. Keberadaan agama-agama itu didukung dengan berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan Islam. Dalam beberapa abad lamanya kebudayaan Hindu, buddha, atau Islam telah melekat di hati sebagian besar masyarakat Indonesia. Munculnya upaya perluasan kekuasaan kaum kolonial diikuti oleh upaya penyebaran agama kristen, namun pada tahap awal sulit untuk berkembang. Faktor-faktor penyebab sulit berkembangnya agama Kristen di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
  1. Pada umumnya agama Kristen dianggap identik dengan agama penjajah.
  2. Pemerintahan kolonial tidak menghargai prinsip persamaan derajat manusia.
  3. Sebagian besar rakyat Indonesia telah menganut agama Islam, Hindu, dan Buddha.
Menyadari akan kelemahan-kelemahan itu, para misionaris, biarawan, pendeta, araupun pekabar Injil menerapkan upaya lain yang dapat menarik simpati masyarakat. Upaya-upaya itu antara lain menyebarkan agama di daerah-daerah yang belum tersentuh Islam dan agama lain, mendirikan sekolah-sekolah, membangun rumah sakit, memberi santunan kepada rakyat miskin, membela kepentingan rakyat akibat penindasan kaum kolonial, dan sebagainya. Berkat kerja keras, akhirnya agama Kristen mulai berkembang di Indonesia.
Pada masa kolonial, memang ada upaya dari pemerintah Hindia-Belanda untuk menghambat gerak laju perkembangan agama-agama lain, terutama terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam. Akan tetapi, para ulama tetap gigih melanjutkan upaya menyiarkan agama Islam sehingga daerah persebaran Islam tidak begitu terganggu dengan kehadiran agama Kristen. Begitu pula dengan pemeluk Hindu dan Buddha yang teguh dengan keyakinanya. Karena itu, agama Kristen kemudian lebih berkembang di daerah-daerah yang tidak tersentuh Islam dan agama-agama lainnya. Dengan demikian, tidak pernah terjadi perang melawan Portugis atau Belanda yang dilatarbelakangi persoalan agama. Timbulnya reaksi masyarakat Indonesia terhadap kaum kolonialis/imperialis lebih disebabkan oleh sikap kesewenang-wenangan, ketidakadilan, dan penginjakan rasa kemanusiaan. 

Semoga bermanfaat :)  

No comments:

Post a Comment