Hakikat dan Keutamaan Ukhuwah

Manusia merupakan makhluk sosial. kehidupannya selalu dihiasi oleh hubungan-hubungan dengan sesamanya atau biasa disebut dengan interaksi sosial. Pada satu saat interaksi itu merupakan suatu ikatan persaudaraan atau kerjasama yang indah. Sementara pada saat yang lain, interaksi itu berupa permusuhan dan konflik yang menyakitkan. itulah manusia, makhluk yang suka membangun hubungan sekaligus merusaknya, suka berteman sekaligus bertengkar, suka menolong sekaligus saling membunuh.
Banyak ayat Al-Qur'an yang menggambarkan kecenderungan manusia untuk membangun ikatan dengan manusia lainnya yang memiliki kecenderungan sama. Misalnya, orang mukmin dengan orang mukmin, munafik dengan munafik dan seterusnya. Al-Qur'an juga mengingatkan kita tentang sifat manusia yang suka membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah seperti tertera dalam surah Al-Baqarah ayat30.
Hubungan dan ikatan di antara manusia dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Ikatan yang pertama terjadi lewat hubungan darah dan kekeluargaan (robithah a'iliyah). Ikatan berikutnya dilatari oleh kedekatan dan kesamaan wilayah (rabithah makaniyah). Ketika orang bekerja pada bidang yang sama, ini pun bisa menghasilkan sebuah ikatan yang kuat (rabithah wadzifiyah). Manusia juga dapat bersatu di bawah panji-panji ide buatan manusia yang biasa disebut ideologi (rabithah i'tiqodiyah). Ikatan yang terakhir ini banyak memiliki kesamaan dengan ikatan yang terbentuk oleh landasan agama (rabithah diiniyah). karena sama-sama berdasarkan keyakinan. Namun, yang satu bersumber pada manusia (man made believe), sedangkan yang lain bersumber pada tuhan.
Di antara semua ikatan tersebut, ikatan diniah merupakan ikatan yang paling kuat dan langgeng, selama din yang melandasinya adalah din yang benar (diinul haq), yaitu Islam. Ia lebih tinggi dan agung dibanding ikatan-ikatan lainnya, karena Zat yang menjadi alasan di balik ikatan tersebut jauh lebih mulia dibanding darah, wilayah, profesi ataupun pemikiran manusia.
Allah Swt merupakan alasan satu-satunya bagi ikatan diiniyah atau ikatan keislaman. Dialah Zat yang telah mempersaudarakan orang-orang mukmin dengan suatu persaudaraan yang bebas dari belenggu materialisme, bersih dari egoisme pribadi, dan aman dari kefanaan duniawi. Dialah Allah Swt yang dengan nikmat-Nya telah menjadikan orang-orang mukmin saling bersaudara. Bila Allah Swt yang ada di balik ikatan tersebut, maka mungkinkah ada ikatan lain yang mampu menandinginya?

Semoga bermanfaat buat Kita :)

No comments:

Post a Comment