Keberanian Rasulullah Saw

Allah Ta'ala berfirman:
"Maka berperanglah kamu di jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (Untuk berperang)." (Qs. An-Nisa': 84).
"Adalah Rasulullah saw manusia yang paling rupawan wajahnya dan paling dermawan serta pemberani. Pada suatu malam orang-orang merasa takut. Kemudian orang-orang berbondong-bondong menuju ke sumber suara itu. Rasulullah saw bertemu dengan mereka ketika beliau hendak kembali ke rumah dan akhirnya beliau lebih dulu sampai pada sumber suara itu."
Dalam suatu riwayat dikataka:
"Dan beliau telah menelisik kabar itu, sementara beliau berada di atas punggung kuda tanpa pelana milik Abi Thalhah, dan di lehernya bergantung pedang beliau. Nabi saw berkata: 'Kalian tidak akan merasa takut.' Abi Thalhah berkata, "Sungguh, kami merasakan suatu keajaiban yang nyata, sebab kuda ini tidak pernah berlari sekencang seperti sekarang ini."
Datang seorang laki-laki kepada Al-Bara.' Orang itu berkata, "Apakah kalian lari pada waktu perang Hunain, ya Aba Ammarah?"
Al-Bara menjawab: "Aku bersaksi bahwa Nabi Allah tidak lari, tetapi ada orang-orang yang pergi ke suku bani Hawazin dan mereka adalah ahli panah. Kemudian bani Hawazin memanahi mereka seakan-akan kaki-kaki belalang, maka bubarlah mereka. Kemudian orang-orang itu datang kepada rasul saw, sementara Abu Sufyan Ibnul Harits menuntun bagalnya.
Kemudian Nabi saw. turun dan berdoa serta memohon pertolongan-Nya seraya berkata:
'Aku Nabi tidak berdusta, aku putra Abdul Muththalib. Ya Allah, turunkanlah pertolongan-mu'." (H.r. Muttafaq alaih).
Ditambahkan oleh Al-Bara:
"Demi allah! Apabila peperangan semakin sengit, kami berlindung dengannya. Dan kaum pemberani di antara kami bahkan berada di belakang Nabi saw." (H.r. Bukhari-Muslim).
Dari Ali r.a, ia berkata: "Pada waktu perang Badar, kami berlindung kepada Nabi saw, dan Beliau orang terdekat (Dibarisan paling depan) antara kami pada musuh, dan beliau waktu itu adalah orang yang paling berani." (Sanadnya dinilai hasan oleh Muhaqqiq Syarhis Sunnah).
Dari Jabir r.a, "Ketika kami sedang menggali parit, beliung kami mengenai sebuah batu besar yang sangat keras. Kemudian orang-orang datang kepada Nabi saw. Para sahabat berkata kepada beliau, 'Ini ada sebuah batu keras yang menghambat kerja kami. 'Rasul saw, menjawab;
"Aku akan turun.'Kemudian Rasul saw berdiri, sementara perut beliau terikat (Berikat pinggang) dengan batu untuk menahan rasa lapar. Kemudian beliau mengambil beliung, dan menempah batu itu hingga hancur." (Lihat Shahih Bukhari-Muslim).

Semoga bermanfaat  :)

No comments:

Post a Comment