Rasulullah Saw. Yang Penuh Berkat

Ketika hijrah dari mekkah menuju madinah, Rasulullah saw, di temani oleh Abu Bakar r.a dan seorang hamba sahaya, juga sebagai penunjuk jalan bagi rombongannya. Dalam perjalanan menuju Madinah ini mereka singgah di perkemahan seorang wanita yang sudah lanjut usia, Ummu Ma'bad. Rombongan Nabi saw, mendapat jamuan makan dan minum dari Ummu Ma'bad. Setelah menyantap hidangan itu, rombongan Nabi saw, berkeinginan untuk membeli daging dan kurma seperti hidangan yang sudah mereka makan bersama. Maka diutarakanlah maksud ini kepada Ummu Ma'bad, tetapi Ummu Ma'bad sendiri tidak menyimpan persediaan daging maupun kurma yang mereka inginkan. Ketika duduk-duduk (beristirahat) Rasulullah saw, melihat ada seekor kambing yang sedang memakan rumput di samping tenda.
Rasulullah saw, pun bertanya kepada Ummu Ma'bad: "Kenapa kambing ini, hai Ummu Ma'bad" Dijawab oleh Ummu Ma'bad: "Entahlah, kambing itu memang sangat lemah, sehingga tertinggal dari kambing-kambing yang lain." "Apakah ia mempunyai susu?" tanya beliau. "Keadaannya lebih buruk dari itu!" jawab Ummu Ma'bad. Kemudian Nabi Saw, bertanya: "Apakah engkau izinkan aku untuk memerahnya?" Ummu Ma'bad berkata: "Ayah dan ibuku menjadi taruhannya, jika ada susu padanya."
Tidak lama kemudian Rasulullah saw, menuntun kambing itu, lalu mengusap teteknya seraya dengan menyebut Asma Allah-Azza wa Jalla-Rasulullah saw pun berdoa kepada Allah swt atas nasib kambing Ummu Ma'bad, hingga kambing itu buka kedua kakinya dan teteknya tiba-tiba membesar yang siap untuk diperah air susunya. Kemudian Nabi saw menyuruh mengambilkan sebuah bejana besar untuk tempat perahan air susu dan penuhlah bejana itu dengan air susu kambing itu. Berbekal air susu inilah sebagai penawar rasa dahaga Ummu Ma'bad maupun rombongan Rasul saw. Setelah bejana itu kosong, Rasulullah saw, kembali memerah air susu kambing itu hingga bejana kembali penuh yang sengaja diperuntukkan beliau bagi Ummu Ma'bad setelah terlebih dahulu dibaiat oleh Rasul saw. Rombongan Rasul saw pun kembali melanjutkan perjalanan.
Selang beberapa saat datanglah suami Ummu Ma'bad, Abu Ma'bad menggiring beberapa ekor kambing yang berjalan terseok-seok kepayahan. Abu Ma'bad merasa heran melihat air susu dalam bejana.
Bertanyalah dia kepada sang istri: "Dari mana engkau dapatkan air susu sebanyak ini, hai Ummu Ma'bad? Sedangkan kambing-kambing kuhela jauh dari sini dan sebelumnya tidak pula kutinggalkan susu dirumah?" Ummu Ma'bad menjawabnya: "Tidak, demi Allah, seorang laki-laki yang penuh berkat singgah kemari dan keadaannya begini dan begini..."
Abu Ma'bad berkata: "Gambarkanlah keadaannya kepada-ku, hai Ummu Ma'bad!"
Sosok Rasulullah Saw di mata Ummu Ma'bad;
Kulihat seorang laki-laki dengan wajah berseri-seri dan bercahaya, berkulit bersih, badannya tidak kurus dan tidak gemuk, elok rupawan, bola matanya hitam, bulu matanya lentik, alis matanya panjang bertautan. Jika diam tampaklah kharismanya. Jika sedang berbicara tampak agung dan santun. Ia adalah yang tampak yang paling mudah dan rupawan bila dipandang dari kejauhan, paling tampan dan mempesona di antara rombongannya.
Ucapannya menyejukkan kalbu, perkataannya jelas, tidak sedikit dan tidak bertele-tele. Beliau orang yang paling menarik dan kharismatik di antara ketiga sahabatnya. Jika beliau berbicara, para sahabat yang menyertainya dengan khusuk mendengarkan segala nasihat dan mematuhi segala perintahnya.
Abu Ma'bad berkata: "Demi Allah, ia adalah figur orang Quraisy yang ceritanya telah sampai kepada kami tentang segala aktivitasnya di Mekkah. Aku ingin menemani dan aku akan mewujudkan keinginanku ini jika kutemukan jalan untuk itu."
Seseorang telah melantunkan sebait syair yang suara-nya menggema baik di Mekkah sendiri hingga wilayah sekitarnya.
Semoga Allah Tuhan sekalian manusia
memberi balasan yang baik
kepada dua teman yang tidur di
kedua kemah Ummi Ma'bud
keduanya singgah disana membawa
petunjuk dan ia mengikutinya
telah beruntung siapa yang menjadi
teman Muhammad
Hadits Hasan, riwayat dari Al-Hakim dan dishahihkannya serta disetujui oleh Adz-Dzahabi. Berkata Ibnu Katsier: "Kisah Ummu Ma'bad ini masyhur dan diriwayatakan dari beberapa jalan yang saling menguatkan."

Semoga bermanfaat :)

No comments:

Post a Comment