Islam menganjurkan untuk musyawarah dan mengajak untuk menerapkannya dalam kehidupan kaum Muslimin, Allah Ta'ala berfirman, "Dan (Bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (Qs. Asy-Syuraa (42): 38).
Islam membenci orang yang keras kepala dan mengkategorikannya sebagai jalan menuju kepada kerusakan masyarakat dan kesengsaraan manusia, sementara orang yang keras kepala dengan pendapatannya akan binasa, Rasulullah Saw bersabda, "Syetan bersama orang yang sendirian dan dari dua orang dia menjauh."
Sejarah Rasulullah Saw dan khulafa Ar-Rasyidin adalah saksi terbaik dalam penerapan dasar-dasar musyawarah. Imam Bukhari mengatakan, "Rasulullah Saw bermusyawarah pada perang Uhud dengan para sahabatnya, apakah akan bertahan atau keluar (Menghadang), para sahabat berpendapat untuk keluar. Setelah Rasulullah Saw memakai baju perangnya dan bertekad bulat, mereka mengatakan, "Kita bertahan saja", Maka Rasulullah Saw tidak goyah kepada pendapat mereka setelah bertekad bulat dan Beliau bersabda, "Tidak sepantasnya bagi seorang nabi bila telah memakai baju perangnya untuk melepaskannya kembali hingga Allah memberi keputusan."
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa musyawarah dahulu sebelum bertekad bulat, Rasulullah Saw bermusyawarah dengan para sahabatnya pada perang Uhud."
Sebaik-baik orang yang diajak bermusyawarah adalah orang-orang yang berilmu, cerdas dan bertakwa, karena perkataan Umar bin Khaththab, "Bermusyawarah dengan kawan-kawanmu yang takut kepada Allah."
Orang yang mengamati kehidupan dan keadaan kaum Muslimin saat ini, akan mendapati bahwa faktor utama yang menyebabkan kelemahan dan ketidakstabilan pada bangunan serta kedudukan kaum Muslimin kembali pada hilangnya kebebasan, musyawarah dan partisipasi. Sedangkan kendali orang-orang yang lalim menguasai kondisi masyarakat.
Setelah membandingkan dua hal tadi, maka jelaslah bagi kita bagaimana pentingnya musyawarah dan bahayanya keras kepala.
Dalam musyawarah ada menenangkan hati dan melembutkannya, sedangkan dalam kekerasan kepala yang ada adalah saling menjauh antar hati dan saling menghindar. Dalam musyawarah ada penyatuan pendapat untuk menggapai kemaslahatan. Adapun dalam kekerasan kepala banyak perbedaan pendapat kuatnya kepentingan pribadi.
Dalam musyawarah ada upaya pencarian kebenaran dengan sungguh-sungguh dan orang yang bersungguh-sungguh dalam mencari kebenaran maka ia akan ditunjukan kepada petunjuk. Adapun keras kepala hanya mengikuti hawa nafsu, orang yang keras kepala akan binasa. Dalam musyawarah adalah pensucian pendapat orang yang berkuasa dari kekurangan dan kesalahan. Adapun orang yang keras kepala maka kesalahan dan kebathilan menjadi karakternya yang asli.
Semoga artikel ini bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment