Kehidupan ini memang tak pernah lepas dari segala macam masalah, baik yang ringan dan sepele, seperti kekurangan makan, bertengkar dengan saudara, dan masalah ringan lainnya atau masalah berat seperti kelaparan satu desa, bencana alam, krisis iman, sampai bunuh diri karena tak mampu menyelesaikan masalah.
Gelisah itu datang dari hati, dan cenderung berasal dari gangguan setan yang pintar menghasut jiwa manusia yang lemah. Jika seseorang sedang tertimpa masalah pastilah akan ada dua sisi hati yang selalu berlawanan arah. Kiri atau kanan, baik atau buruk, yang jelas saat itu pikiran manusia sudah tak bisa jernih lagi. Timbullah rasa cemas, khawatir, gelisah dan perasaan tak tenang, yang kadarnya pun bermacam-macam. Orang yang kelaparan setelah tiga hari perutnya kosong, akan merasa gelisah kalau belum dapat makanan. Pikiran negatif seperti takut mati kelaparan, rela mencuri makanan demi menghilangkan rasa sakit yang melilit, atau perbuatan jahat lainnya akan muncul di benaknya. Orang yang kekurangan harta akan merasa gelisah jika ada banyak orang yang datang padanya dan meminta sebagian kecil hartanya. Rasa takut kehilangan harta dan tak dapat meneruskan hidup juga akan menghantui pikirannya. Kalau ia berbagi dengan orang lain ia takut kalau hartanya akan berkurang atau habis, sedangkan kebutuhannya semakin banyak dan meningkat. Orang yang mempunyai masalah dengan pekerjaan kantornya serta masalah cinta akan merasa frustasi karena masalah demi masalah terus timbul tanpa memberikan waktu baginya untuk berfikir jernih. Akibatnya, akan timbul perasaan gelisah kalau sampai ia dipecat dari pekerjaannya dan menjadi pengangguran, juga kalau sampai patah hati karena ditinggal san pacar atau pujaan hati, bahkan hal itu bisa mengakibatkan seseorang nekad bunuh diri. Atau mungkin hanya sebatas masalah perubahan hidup yang menjadi kacau balau karena kegelisahaan yang selalu menghantui pikiran sehingga berujung pada trauma dan perenung.
Jika dibahas secara lebih mendetail, masalah gelisah yang ada dalam diri manusia ini tak akan pernah ada habisnya. Itu semua tergantung dari siap atau tidak siapnya seseorang dalam menghadapi kehidupannya yang kompleks, juga dari segi keimanan yang dimilikinya.
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment