Presiden Indonesia yang ke-6 menyebutkan: " Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang konsisten dan konsekuen."
Hampir semua rakyat Indonesia menginginkan seorang pemimpin yang membela yang benar, konsisten menegakkan keadilan, jujur dan sederhana, pemimpin yang rendah hati, tidak serakah (Rakus) tidak hidup bermewah-mewahan, dan selalu merasakan kesedihan yang dirasakan oleh rakyatnya.
Kita tahu, menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, tanggung jawabnya sangat berat. Dan kita juga tahu, seorang yang ingin menjadi pemimpin, mereka harus siap dengan konsekuen yang telah ditetapkan dan yang telah menjadi suatu keputusan yang telah mereka ucapkan atau janjikan.
Kita tahu, bahwa Rasullulah telah menancapkan pondasi kepemimpinan yang sangat kuat, ideal dan bersifat kontekstual sepanjang masa. Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemimpin sejati, baik sebagai pemimpin agama maupun sebagai kepala negara. Nabi Muhammad SAW telah mewariskan teladan kepemimpinan sepanjang masa yang dapat menjadikan inspirasi, motivasi dan rujukan dalam kepemimpinan di era modern saat ini. Teladan kepemimpinan yang diwariskan oleh Rasulullah SAW ialah:
- Konsisten dan membela yang benar. Dalam menjalankan kepemimpinannya, Rasulullah SAW adalah figur yang sangat kokoh dan kuat dalam memegang prinsip perjuangan. Setiap menyampaikan berita kebenaran dan kebaikan, Rasulullah SAW tidak mudah kendur, lemah dan kompromistis (Bersifat kompromi) terhadap berbagai godaan dan rintangan yang menghadang.
- Konsisten menegakkan keadilan. Rasulullah SAW adalah sosok pemimpin yang kuat, lurus dan tidak diskriminatif (Membeda-bedakan) dalam menegakkan keadilan. Keadilan hukum dijalankan secara transparan (Nyata / Jelas) dan tidak mengenal kompromi, apalagi pilih kasih, terutama terhadap orang-orang dekat dan keluarganya. Sebagai wujud ketegasan Rasulullah SAW dalam menegakkan keadilan hukum tercermin dalam pernyataan beliau yang tetap aktual (Betul-betul ada / Terjadi) hingga hari ini, yaitu " Seandainya Fatimah (Putriku) ketahuan terbukti mencuri, maka aku sendirilah yang akan memotong tangannya."
- Jujur dan sederhana. Rasulullah SAW adalah figur pemimpin yang selalu jujur dalam memimpin umatnya, tidak pernah merekayasa kebenaran dan keadilan, selalu menyampaikan yang benar dan yang salah ya salah, apapun resiko yang dihadapinya. Sebagai pemimpin agama dan kepala negara, Rasulullah SAW dan keluarganya juga hidup sangat sederhana, sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sebagai pemimpin yang memiliki otoritas sangat luas dan besar, Rasulullah SAW tidak pernah menjadikannya sebagai media atau suatu kesempatan untuk mengeruk atau menumpuk-numpuk harta benda dan kemegahan duniawi. Hal ini terbukti, ketika Rasulullah SAW wafat maka tidak ada harta benda yang bisa diwariskan kepada keluarganya. Rasulullah SAW justru mewariskan kemuliaan akhlak kehidupan, Al-Qur'an dan Al-Hadits yang terus dibaca dan dipelajari oleh umat muslim di dunia ini. Itulah warisan yang terbaik dan termahal yang diberikan pemimpin terbesar sepanjang zaman kepada umatnya.
- Pemimpin yang rendah hati. Walaupun Rasulullah SAW menjadi pemimpin besar dan memiliki otoritas (Kekuasaan yang sah), beliau tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang sombong, arogan, tinggi hati, anti kritik, dan selalu ingin menang sendiri. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang rendah hati yang tidak pernah menggunakan posisinya untuk menakut-nakuti, menekan, atau menindas orang lain agar mengikuti seluruh kemauannya.
- Tidak serakah dan tidak hidup bermewah-mewahan. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang sangat berhati-hati dan tidak rakus dalam memanfaatkan anggaran negara. Rasulullah SAW justru memakai banyak harta pribadinya untuk menopang (Membantu) perjuangan, sehingga harta lebih banyak yang diberikannya untuk kepentingan umat. Kepemimpinan Rasulullah SAW sangat jauh dari prilaku kolusi (Persekongkolan), korupsi dan nepotisme (Mengutamakan sanak-saudara), seperti kebanyakkan dari pemimpin dizaman ini.
Semoga Bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment